Almost25 dan kru pindah ke Dini Blogs.
http://diniblogs.blogspot.com.
Anda akan dialihkan ke halaman baru dalam 3 detik.

Photobucket - Video and Image Hosting


.::Almost 25::.

Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita coba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu. [Kahlil Gibran: Cinta, Keindahan, Kesunyian]

.::Almost 25::.

Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita coba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu. [Kahlil Gibran: Cinta, Keindahan, Kesunyian]

Thursday, June 15, 2006, @ 12:01 PM

Siapa yang harusnya bawa pulpen?

Photobucket - Video and Image HostingBarusan ada delivery barang elektronik untuk saya. Bukan saya yang beli sih, titipan teman di indonesia, tapi di kirim ke alamat saya. Nah, berhubung lift di apartemen saya gak bisa diakses oleh sembarang orang yang bukan penghuni, si pengantar barang gak bisa naik ke lantai 10 dan mengantarkan barangnya sampai ke depan pintu rumah saya. Jadi saya harus menemui si pengantar barang di lobby apartemen. Sebelum saya turun, terlintas pikiran untuk membawa pulpen, untuk menandatangani bukti delivery order. Tapi saya pikir, pasti orang itu sudah bawa pulpen. Ternyata, sampai di bawah, dia tidak bawa pulpen, malah nanya saya apa saya punya pulpen. Untungnya dia bisa pinjam pulpen ke temennya yang nunggu di mobil.

Saya jadi mikir, harusnya yang bawa pulpen siapa ya? Mungkin dia juga berpikir yang sama dengan saya soal pulpen ini. Mungkin saja dia mengasumsikan saya pasti sudah tahu akan ada bukti delivery yang harus ditanda tangan, jadi saya akan membawa pulpen sendiri. Padahal saya justru mengasumsikan dia lah yang pasti bawa pulpen. :p

Ah kalo main asumsi-asumsi begini susah. Sukur-sukur kalau asumsi kedua pihak benar. Untuk kasus ini jadi saya bawa pulpen, dia juga bawa pulpen. Ada dua pulpen lebih baik daripada tidak ada pulpen sama sekali bukan? Nah, kalau ternyata asumsi kedua pihak salah semua??? Masih untung cuma perkara pulpen, kalau soal bayar ongkos taksi, atau bayar makan di resto, atau apapun lah yang lebih serius... bagaimana coba?

Jadi moral of the story adalah: kalau memang sudah ingat untuk bawa pulpen sendiri, ya di bawa saja lah. Toh hanya pulpen, gak repot membawanya. :P

~ Dini ~ | Permalink | 8 comments

8 Comments:

Anonymous Anonymous said...

ya jelas si tukang itu yg musti bawa pulpen. krn dia butuh kertasnya itu ditandatangani. kalo gak ada tandatangan, dia yg rugi. krn ini sudah tercatat dalam prosedur dia, sehingga kalo gak ada maka prosedurnya tidak komplit.

sedangkan kita sebagai penerima barang, tidak tau cara pengiriman barang seperti apa. ada tukang paket yg minta tanda tangan, ada yg gak, mana kita tau? kalo ditanya: bawa pulpen? emang mo ngapain? hihihi..

6/15/2006 02:28:00 PM  
Blogger Bunda RaRa said...

gak ada pulpen lipstik pun jadi hehehe

6/15/2006 05:59:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

gak bisa diin, harus dia yang bawa bolpen..(baca:maksa!!)

6/15/2006 07:16:00 PM  
Blogger ninit said...

hahaha...
bingung siapa yg harusnya bawa bolpen.

tapi, keukeuh... dia sih din yg harusnya bawa. kurir gitu lho :) (mantan orang yg pernah jadi kacung di kurir company).

6/15/2006 09:12:00 PM  
Blogger Innuendo said...

ah, di batam aja tiap delivery bawak pulen yg diikat. jd gak ilang

6/15/2006 11:40:00 PM  
Blogger L. Pralangga said...

Iyah mestinya si delivery guy itu siap pulpen...:) Atau dia bisa terima cap jempol nggak ya? :D

6/16/2006 08:43:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

Eennggg..... ada warung nggak Din, deket situ? Sekalian bli teh botol kalo pas haus. Hehehe.... Oh, hiya Singapur gitu loh, nggak ada teh botol beling.

Duh, pasti gue ngigo lagi, nih. Maklum Din, error kena demam gol Argentina.

6/16/2006 11:00:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

pengalaman gw, ga bawa pulpen pernah transaksi dibatalkan.. :(

6/19/2006 07:32:00 PM  

Post a Comment

<< Home